BERSERU KEPADA TUHAN
Ayat Pokok: Mazmur 142:1-7
Mazmur ini dinyanyikan, di tulis oleh Daud di sebuah gua. Ada dua Mazmur yang di tulis di dalam gua, yaitu Mazmur 3 dan Mazmur 142 , ada satu lagi Mazmur 57. Di dalam Mazmur 3, Daud di kejar-kejar oleh anaknya sendiri. Di dalam Mazmur 142 ini ketika Daud di kejar oleh Saul.
Kehidupan dari Daud itu sangat beraneka ragam. Dia pernah senang, dia pernah susah, dia pernah dikejar, dia pernah mendapat kemuliaan, dia diolok, dia dihina, macam-macam, tidak jauh berbeda dengan pengalaman hidup kita
Ayat ke 2, Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN. I CRY out to the LORD with my voice; With my voice to the LORD I make my supplication. Bahasa Inggris, aku berteriak kepada Tuhan.
Saudara, adakalanya kita sembahyang di dalam hati. Ada kalanya kita berdoa seperti berbisik. Ada kalanya kita berdoa untuk orang. Tetapi ini doa pribadi. Di dalam kesulitan yang sangat dahsyat dan kesulitan yang tersembunyi, dia berseru berteriak kepada Tuhan.
Saudara-saudara, saya tidak memaksa, tetapi silakan saudara-saudara berseru kepada Tuhan. Kami ajar kepada jemaat kami di Cianjur, untuk berteriak untuk berseru kepada Tuhan. YESUS TOLONG!!! TUHAN TOLONG!!! Dengan suara yang keras, seperti saudara tadi menyanyi, itu adalah ungkapan kita, berseru kepada Tuhan.
Daud berseru kepada Tuhan dengan suaranya, aku meminta. Apa Tuhan tuli, sampai kita berseru? Saya teringat satu pribadi dalam Perjanjian Baru, yang berseru kepada Yesus, yaitu Bartimeus. Ketika dia berkata, "Yesus anak Daud, kasihinilah hamba!" Yesus tidak peduli, Dia jalan terus. Tetapi murid-murid Yesus yang berkata kepada dia, "Jangan ribut, jangan ribut. Jangan ganggu Dia." Tapi dia tambah keras berseru, "Yesus kasihanilah aku!!!". Baru Yesus berhenti, dan Dia menjawab apa yang diminta oleh Bartimeus.
Nampaknya Yesus juga menunggu, apa kita sungguh-sungguh berdoa kepada Dia? Saya yakin saudara, orang tidak akan berseru, kalau dia tidak sangat memerlukan pertolongan. Dia akan berseru dengan segenap HATI, dia akan berseru dengan segenap suara, TOLONG!!!
Saya tidak suruh, tapi kalau saudara mau prakterk, ambil waktu, di kamar saudara, tutup pintu, saudara berseru kepada Tuhan, "YESUS TOLONG SAYA! TUHAN YESUS TOLONG SAYA!!!"
Dan ini dikatakan berkali-kali, aku berseru, dengan suaraku aku berseru! Aku berseru kepada Tuhan.
Saudara-saudara mau berseru kepada Tuhan? Tuhan nggak tuli, tapi Tuhan juga nggak gugup, kalau saudara berteriak kepada Dia. Berserulah kepada Tuhan! Saudara-saudara, ini nomor teleponnya Tuhan, 22335015818. Tapi jangan pakai handphone saudara, nggak akan sampai-sampai. Yunus 2:2, Yeremia 33:3, Mazmur 50:15, dan Mazmur 81 ayat 8, sama bunyinya, BERSERULAH KEPADA-KU PADA MASA KEPICIKAN, AKU AKAN MENJAWAB ENGKAU! Haleluyah! Berseru kepada Tuhan.
Ayat ke 3; Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya. Aku mencurahkan, ini betul, I pour out my complaint before Him. Kesesakanku kuberitahukan, kata kuberitahukan dalam bahasa Inggris dipakai kata declare.
Ayat ke 6; Aku berseru-seru kepada-Mu, ya TUHAN, kataku: "Engkaulah tempat perlindunganku, bagianku di negeri orang-orang hidup!" I cried out to You, O LORD: I said, "You are my refuge, My portion in the land of the living.
Kata bagianku, di salin my portion, porsiku. Saudara tahu, saudara punya porsi? Saudara tahu nggak, porsi saudara nggak akan ketukar dengan porsi orang. Rejeki saudara tidak akan tertukar dengan orang lain. Itu rejeki untuk saudara. Semua orang sudah ditentukan rejekinya oleh Tuhan, jadi kita tidak boleh iri dan kita tidak boleh sombong. Kita tidak boleh sombong kepada yang kecil rejekinya, kita tidak boleh iri kepada yang besar rejekinya.
Dia dikasih besar rejekinya, karena Tuhan bilang, dia mampu dan Aku percaya dia. Kita dikasih rejeki pas, karena sudah keadaan kita. Orang sedikit rejekinya, karena Tuhan bilang, dia tidak mampu kalau dikasih rejeki besar.
Tetapi Daud bilang, You are my portion. Tuhan porsi saya. Tadi saya sudah bilang, Tuhan yang kasih rejeki. Orang dikasih rejeki besar, rejeki sedang, rejeki kecil. Sekarang Daud bilang, Tuhan rejeki saya. Kalau Tuhan rejeki saudara, saudara nggak bisa bilang, rejeki saya kecil, rejeki saya sedang, rejeki saya besar, nggak bisa. Kalau Tuhan menjadi rejeki kita, nggak usah dah, udah lebih dari segala-galanya. Tuhan rejekiku. Ini dalam percobaan lho!
Dia bilang, You are my portion, O LORD. Dan dia nggak lompat-lompat. Berteriak! Tuhan Engkau rejeki saya!
Di gereja nyanyi aja, aduh... susah amat. Daud dalam percobaan, dia berseru; Oh Tuhan Engkaulah rejekiku. Aku berseru kepada-Mu, Engkaulah tempat perlindunganku. You are my refuge, bagianku di negeri orang hidup. Engkaulah rejekiku di negeri orang hidup. Aku tidak ada hubungan dengan orang-orang mati.
Yesus adalah tempat perlindunganku. Hafal!? Yesus adalah gunung batuku. Yesus adalah perisaiku yang teguh. Yesus adalah tempat aku berteduh. Hafal!? Ku tak takut bahaya, kar'na Yesus menjaga. Gada dan tongkat-Nya, s'lalu menghiburku. Hei ! Nah itu yang kurang, ada hei nya.
Untuk mengingatkan kita, ada amin, saudara? Dia perlindungan kita. Tapi jangan lupa, Tuhan Engkaulah porsi saya. Nggak bisa dikutik-kutik, nggak bisa digarong, nggak bisa! Itu sudah, Tuhan jadi porsi saya. Itu imannya Daud, seperti itu, luar biasa.
Berikutnya, perhatikanlah teriakku, sebab aku telah menjadi sangat lemah. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang mengejar aku, sebab mereka terlalu kuat bagiku.
Lepaskanlah, perhatikan teriakku, attend to my cry, for I am brought very low; Deliver me from my persecutors, for they are stronger than I. Adakalanya kita menghadapi problem yang kelihatannya lebih besar dari kita. Tuhan janji tidak akan memberikan percobaan lebih dari kekuatan kita. Tetapi, baik Daud maupun Paulus, pernah berkata, kami mendapatkan problem yang melebihi kekuatan kami.
Daud berkata, ada musuh yang lebih kuat dari padaku. Dia yang pernah mengalahkan Goliath, sekarang gemetar ketakutan, karena dia menilai ada musuh yang lebih kuat dari pada dia.
Saudara, kita bisa menang di dalam satu peperangan, dan kita bisa takut dalam peperangan yang lain. Kalau saudara pegang Mazmur 142, dan membuka 2 Korintus pasal 1, di sana kita membaca kesaksian dari Rasul Paulus ayatnya ke 8;
Salinan Inggris, itu beban melebihi kekuatan kami. Sudah putus asa. Saudara-saudara, Rasul Paulus pernah putus asa. Itu sebabnya dia bilang, ketika aku lemah, di situ aku kuat. Ketika aku putus asa, datanglah pertolongan Tuhan.
Sama, kita kembali kepada Mazmur 142, ada musuh yang lebih besar dari padaku, yang lebih kuat sebab aku telah menjadi sangat lemah. Lepaskanlah aku dari pada orang yang mengejar aku, sebab mereka terlalu kuat bagiku.
Kemenangannya justru dalam ayat ke 8; keluarkanlah aku dari dalam penjara. Bring my soul out of prison. Untuk memuji nama-Mu orang-orang benar akan mengelilingi aku, apabila Engkau berbuat baik kepadaku.
Di dalam ayatnya ke 8 ini, dia bilang, keluarkan jiwaku, dalam bahasa Inggirs, dari pada penjara, sebab aku mau memuji nama-Mu.
Saya mau beritahu, penjara itu adalah diri kita sendiri. Roh kita ingin memuji Tuhan, tapi ada penjara. Penjaranya itu ke-akuan kita. Kita malu nyanyi keras-keras. Kita malu menari untuk Tuhan. Kita malu, 'kan kita ini orang berpendidikan? Lulusan universitas Amerika. Masak kita nyanyi seperti ini? Tanpa sadar, badan kita, kedudukan kita, nama kita, jadi penjara roh kita untuk memuji Dia.
Saya kalau sembahyang bedston di Cianjur, saya kadang-kadang tengkurap di hadapan Tuhan. Saya harus mengalahkan penjara diri saya sendiri. Saya harus mengalahkan ke-akuan saya. Kadang-kadang kita menyanyi seperti orang terhormat. Orang nggak perlu begitu. Tuhan cari orang yang membebaskan diri. Dia bebas dari penjara diri sendiri, dan dia menyembah kepada Tuhan. Saudara mau memuji Tuhan?
Kita tanya sekarang, apa yang dinyanyikan Daud? Saudara tahu nggak? Saya tahu apa yang dinyanyikan dia. Kita lihat di dalam Mazmur 57, kita membaca apa yang dinyanyikan oleh Daud. Mazmur 57, tiga ayat terakhir, ayat 10 sampai ayat 12;
Sebelum kita ke ayat 10, kita baca ayat 1 dulu,
Jadi apa yang ditulis dalam Mazmur 142, ini lagunya yang dia tulis. Nah, kita lihat ayat 10 sekarang;
Be exalted, O God, above the heavens; let Your glory be above all the earth. Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit. Sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit. Dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.
Saudara pernah dengar lagunya? Ketika dia di gua, saudara bisa bayangkan nggak? Gua, dengan enam ratus tentara, lari dia dari Saul. Tentara Saul lebih kuat. Saudara bisa bayangkan nggak, Daud mulai menyanyi, memuji Tuhan. Aku mau bersyukur kepada Tuhan. Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit.
Kita pakai yang Indonesia saja. Tinggikan diri-Mu, mengatasi langit. Tinggikan diri-Mu...karena di dalam gua, ngomong sedikit saja, kedengaran. Itu enam ratus tentara yang setia kepada Daud, lagi mungkin lagi berteduh, dengar nyanyian...tinggikan diri-Mu...lalu satu orang ikut. Tinggikan diri-Mu Yahwe..tinggikan...dua, tiga , empat, akhirnya enam ratus orang ikut nyanyi di dalam gua. Suaranya bersiponga, echo. Menyembah memujui kepada Tuhan, justru ketika sedang dikejar musuh!
Maka, nyanyian yang paling berharga di hadapan Tuhan itu, ketika saudara sedang susah, tetapi saudara tetap menyanyi memuji Tuhan. Ketika saudara sedang sakit, sedang putus asa, tapi saudara bisa menyanyi memuji kepada Tuhan, itu lagu sangat mahal sangat berharga di mata Tuhan.
Saudara-saudara, pengalaman kekristenan, bukanlah pengalaman yang hanya indah saja. Tapi indahnya pengalaman Kristen itu, ketika kita ada di dalam jurang, ketika kita terkekang, ketika kita tersendiri, ketika problem menekan kita, ketika musuh lebih kuat dari pada kita, ketika kita melihat diri sendiri karena tidak ada yang memperhatikan kita, justru kita menyanyi kepada Tuhan.
Dan sekarang yang sedang dicari oleh orang-orang, adalah pemimpin -pemimpin, yang seperti ini. Enam ratus tentara berani mati untuk Daud, karena mereka lihat, Daud memuji Tuhan, sedang di dalam gua.
Siapa malam hari ini ada di dalam gua? Siapa malam hari ini sedang mengalami gua? Gua yang gelap, tidak boleh pasang api, ketahuan oleh musuh. Tetapi ada nyanyian Tuhan. Ada penyembahan. Nyanyi terus bagi Tuhan.
Mari kita berdiri bersama-sama. Haleluyah.