ALAMAT REDAKSI

PO.Box 118 Temanggung 56200
JAWA TENGAH - INDONESIA
HP/SMS/WA.085228085470

CP: Pdt. HOSEA AGUS SUSANTO,S.Pd.K

HANYA TUHAN PERLINDUNGAN KITA

No Comments

Ayat Pokok: Mazm 142:1-7

PENDAHULUAN

Ada beberapa kali Daud menghadapi bahaya dikejar-kejar oleh musuh yang hendak membunuhnya. Kadang, ia putus asa karena sepertinya ia sendirian dan tidak ada orang yang peduli padanya. Namun, justru di saat-saat Daud merasa sendirian, imannya pada Tuhan bertumbuh. Daud meyakini Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya, dan bahkan pada saat yang tepat pasti menyatakan pertolongan-Nya yang tidak pernah terlambat.

Kita, umat Tuhan masa kini pun harus meyakini bahwa Tuhan tidak berubah dalam mengasihi dan melindungi umat-Nya dari upaya musuh menghancurkan hidup dan iman kita. Sekalipun kita merasa sendirian, ingat ada Tuhan yang berdaulat dan peduli. Ingat juga, ada banyak anak Tuhan yang tetap memelihara hati yang dekat dengan Tuhan sehingga mereka peka dan peduli serta mendoakan kita

RINGKASAN

Pemazmur mengeluh karena para musuh yang kuat telah mengejar (ay. 7) dan memasang jebakan bagi dirinya (ay 4b) serta tidak ada orang yang peduli akan keadaan dirinya (5), akibatnya pemazmur merasa lemah lesu (4a, 7).

Maka pemazmur menaikkan seru doa permohonan kepada Tuhan agar bersegera menolong dirinya (2-3, 6-8) supaya ia dapat bersukacita lagi di tengah-tengah orang benar.

Pemazmur yakin bahwa hanya Tuhan yang bisa menolongnya dan melindungi dirinya dari semua musuh tersebut (6).

Penerapan:

Realitas menunjukkan bahwa ketika seseorang sedang menderita banyak orang tidak peduli, bahkan kadang sesama anak Tuhan pun tidak peka. Syukur pada Tuhan, Tuhan peduli.

Berserulah pada Tuhan saat penderitaan menekan diri kita dan percaya bahwa Dia peduli serta mau dan sanggup menolong kita.

Karena meragukan Tuhan peduli atau berkuasa untuk menolong kita. Ingat-ingat masa lalu ketika Tuhan menyatakan kebaikan-Nya atas diri kita. Atas dasar ini, naikkan pernyataan keyakinan dan syukur bahwa Tuhan pasti akan menolong kita pada waktu-Nya.

Apa yang kita doakan ketika menghadapi pencobaan? Daud mengalami pencobaan dari orang-orang fasik yang bermaksud melakukan kejahatan kepadanya. Oleh karena itu, dia berseru memohon agar Tuhan mengawasi mulutnya, sehingga ia tidak mengeluarkan perkataan yang tidak benar, tidak senonoh, dan tidak tepat yang akan membuat situasi menjadi lebih sulit. Mulut yang tidak terkendali dapat mengeluarkan perkataan-perkataan yang membakar, tidak membangun, bahkan menambah kekacauan. Daud juga memohon agar Tuhan menjaga hatinya, supaya dia tidak condong untuk melakukan kejahatan sebagai pembalasan kepada orang-orang jahat, walaupun rasanya wajar jika ia membalas semua perbuatan orang-orang jahat itu setimpal dengan apa yang mereka perbuat pada dirinya. Daud tetap meyakini bahwa Tuhan sanggup untuk menolong dia saat ia menghadapi pencobaan, sehingga ia memilih untuk berlindung kepada Tuhan. Ia tidak membalas, melainkan meyakini bahwa Tuhanlah yang akan membalas perbuatan orang-orang jahat itu.

Saat menghadapi pencobaan, mulut dan hati kita hendaklah dikontrol penuh oleh Tuhan. Mengapa demikian? Karena dari mulut dan hati yang tidak dikontrol Tuhan akan keluar perkataan yang jahat dan yang tidak membangun, sehingga tidak menjadi suatu kesaksian hidup yang baik. Ingatlah bahwa buah Roh mencakup adanya kasih dan penguasaan diri, dan membalas kejahatan dengan kejahatan bukanlah kehendak Tuhan. Serahkanlah kepada Tuhan semua kekuatiran kita di saat kita menghadapi pencobaan. Biarlah doa kita tetap menjadi seperti sebuah persembahan ukupan di hadapan Tuhan! [

Mazmur ini dinyanyikan, di tulis oleh Daud di sebuah gua. Ada dua Mazmur yang di tulis di dalam gua, yaitu Mazmur 3 dan Mazmur 142 , ada satu lagi Mazmur 57. Di dalam Mazmur 3, Daud di kejar-kejar oleh anaknya sendiri. Di dalam Mazmur 142 ini ketika Daud di kejar oleh Saul.

Nah, saudara-saudara, kehidupan dari Daud itu sangat beraneka ragam. Dia pernah senang, dia pernah susah, dia pernah dikejar, dia pernah mendapat kemuliaan, dia diolok, dia dihina, macam-macam, tidak jauh berbeda dengan pengalaman hidup kita.

Nah, saya ingin memperkenalkan kepada saudara, pengalaman Daud dari basic, ke tempat kemenangan. Dari kehancuran dari keputusasaan kepada pengharapan yang tidak pernah menyerah.