Ayat Pokok: 1 Sam 25:
Oleh: Pdp. Eliawati Winarsih
Pendahuluan:
Abigail adalah seorang wanita yang bersahaja, seorang wanita yang kemungkinan sekali berasal dari keluarga yang tidak punya, itu sebabnya dia harus menikah dengan seorang pria kaya namun bertabiat atau berperangai buruk, namanya adalah Nabal.
Abigail membuktikan dirinya sebagai seorang yang bijak dalam suatu peristiwa yang sangat-sangat krusial. I Samuel 25 mencatat sekurang-kurangnya ada 3 tindakan Abigail yang mewakili karakteristik orang yang bijak atau dalam kasus ini wanita yang bijak.
a. Abigail berpikir sebelum bertindak
b. Dia adalah seorang yang objektif. Pasal 25 Abigail berkata : "Aku sajalah ya tuanku yang menanggung kesalahan itu, izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu dan dengarkanlah perkataan hambamu ini. Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia Nabal namanya dan bebal orangnya. Tapi aku hambamu ini tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh." Dengan kata lain dia adalah orang yang objektif, dia mengakui bahwa suaminya itu memang orang yang bebal, jadi dengan kata lain yang salah adalah salah buat dia, yang benar adalah benar. Abigail mengerti bahwa situasi saat itu sangat kritis, dia harus bertindak dan dia pikirkan masak-masak apa yang dia harus lakukan: • Dia tahu dia harus berhubungan dengan Daud untuk minta maaf • Dia tahu dia harus jujur kepada suaminya, maka waktu dia pulang, keesokan harinya dia beritahukan suaminya akan tindakannya itu. Ini juga yang harus kita miliki sebagai seorang istri atau pun suami yaitu sifat objektif, yang salah tetap salah, yang benar tetap benar, jangan kita langsung berkata ini suamiku, ini istriku salah benar pokoknya pasti benar dan saya akan bela, tidak. Yang salah tetap salah, yang benar tetap benar kita harus berdiri di atas rel kebenaran bukan di atas rel dia adalah suamiku atau istriku. Penting dalam hubungan suami-istri ada yang bisa dan sebaiknya dua-duanya bisa berfungsi sebagai pengawas, sebagai penegur, sehingga hubungan suami-istri bisa bertambah kuat, bisa menjadi lebih dewasa.
c. Abigail mengarahkan orang kepada Tuhan, seperti yang dikatakannya kepada Daud sewaktu dia menghadap Daud. "Oleh sebab itu tuanku demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah Tuhan dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Ampunilah keceroboan hambamu ini, sebab pastilah Tuhan akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh karena tuanku ini melakukan peran Tuhan dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu." Dari sini kita bisa melihat Abigail menggunakan kata Tuhan dengan kata lain dia mencoba mengingatkan Daud untuk tidak berdosa, untuk tidak berbuat jahat, untuk tidak mencari keadilan dengan caranya sendiri. Saya kira ini adalah potret wanita bijak yang kita juga harus miliki sekarang. Istri yang membawa, mendorong anggota keluarganya serta suaminya untuk melihat kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, bagi seorang istri yang hidup berdampingan dengan suami yang tidak seiman tetap ada yang harus dilakukannya untuk mengarahkannya kepada Tuhan. • Mengarahkan suami atau keluarganya kepada Tuhan melalui perbuatannya. Seperti yang dinasihatkan dalam 1Petrus 3:1. Perbuatan yang saleh, perbuatan yang sungguh mencerminkan kasih Kristus di dalam kehidupannya. Dengan cara itu si suami akan melihat bahwa istrinya berbeda dari wanita lain. Dan apa yang membuat istrinya berbeda karena dia adalah orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus dan hidup sesuai dengan perintah Tuhan.
Oleh: Pdp. Eliawati Winarsih
Pendahuluan:
Abigail adalah seorang wanita yang bersahaja, seorang wanita yang kemungkinan sekali berasal dari keluarga yang tidak punya, itu sebabnya dia harus menikah dengan seorang pria kaya namun bertabiat atau berperangai buruk, namanya adalah Nabal.
Abigail membuktikan dirinya sebagai seorang yang bijak dalam suatu peristiwa yang sangat-sangat krusial. I Samuel 25 mencatat sekurang-kurangnya ada 3 tindakan Abigail yang mewakili karakteristik orang yang bijak atau dalam kasus ini wanita yang bijak.
a. Abigail berpikir sebelum bertindak
b. Dia adalah seorang yang objektif. Pasal 25 Abigail berkata : "Aku sajalah ya tuanku yang menanggung kesalahan itu, izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu dan dengarkanlah perkataan hambamu ini. Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia Nabal namanya dan bebal orangnya. Tapi aku hambamu ini tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh." Dengan kata lain dia adalah orang yang objektif, dia mengakui bahwa suaminya itu memang orang yang bebal, jadi dengan kata lain yang salah adalah salah buat dia, yang benar adalah benar. Abigail mengerti bahwa situasi saat itu sangat kritis, dia harus bertindak dan dia pikirkan masak-masak apa yang dia harus lakukan: • Dia tahu dia harus berhubungan dengan Daud untuk minta maaf • Dia tahu dia harus jujur kepada suaminya, maka waktu dia pulang, keesokan harinya dia beritahukan suaminya akan tindakannya itu. Ini juga yang harus kita miliki sebagai seorang istri atau pun suami yaitu sifat objektif, yang salah tetap salah, yang benar tetap benar, jangan kita langsung berkata ini suamiku, ini istriku salah benar pokoknya pasti benar dan saya akan bela, tidak. Yang salah tetap salah, yang benar tetap benar kita harus berdiri di atas rel kebenaran bukan di atas rel dia adalah suamiku atau istriku. Penting dalam hubungan suami-istri ada yang bisa dan sebaiknya dua-duanya bisa berfungsi sebagai pengawas, sebagai penegur, sehingga hubungan suami-istri bisa bertambah kuat, bisa menjadi lebih dewasa.
c. Abigail mengarahkan orang kepada Tuhan, seperti yang dikatakannya kepada Daud sewaktu dia menghadap Daud. "Oleh sebab itu tuanku demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah Tuhan dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Ampunilah keceroboan hambamu ini, sebab pastilah Tuhan akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh karena tuanku ini melakukan peran Tuhan dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu." Dari sini kita bisa melihat Abigail menggunakan kata Tuhan dengan kata lain dia mencoba mengingatkan Daud untuk tidak berdosa, untuk tidak berbuat jahat, untuk tidak mencari keadilan dengan caranya sendiri. Saya kira ini adalah potret wanita bijak yang kita juga harus miliki sekarang. Istri yang membawa, mendorong anggota keluarganya serta suaminya untuk melihat kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, bagi seorang istri yang hidup berdampingan dengan suami yang tidak seiman tetap ada yang harus dilakukannya untuk mengarahkannya kepada Tuhan. • Mengarahkan suami atau keluarganya kepada Tuhan melalui perbuatannya. Seperti yang dinasihatkan dalam 1Petrus 3:1. Perbuatan yang saleh, perbuatan yang sungguh mencerminkan kasih Kristus di dalam kehidupannya. Dengan cara itu si suami akan melihat bahwa istrinya berbeda dari wanita lain. Dan apa yang membuat istrinya berbeda karena dia adalah orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus dan hidup sesuai dengan perintah Tuhan.