BAHAN KHOTBAH IBADAH KEMATIAN
Oleh : Pdt. Dr. Erastus Sabdono, M.Th
Ayat Pokok: Pengkhotbah 3:1-2
Banyak orang baitu piawai dan pandai merencanakan segala sesuatu, misalnya tentang masa depan keluarga, pendidikan anak, kemajuan perusahaan, dan sebagainya. Tetapi tidak banyak yang bisa merencanakan untuk sesuatu yang pasti yang akan terjadi kepada semua manusia. Hal yang pasti yang saya maksudkan ini adalah kematian. Jelas tidak ada seorangpun diantara kita yang dapat meluputkan diri dari apa yang namanya kematian ini. Kematian adalah fakta empiris, kenyataan berdasarkan pengalaman yang terjadi.
Pada kenyataan, kita adalah seperti orang-orang yang sedang anti memenui panggilan menuju ke peti mati atau mobil jenazah. Ajal itu pasti akan datang menghampiri kita. Suka atau tidak suka, bersedia atau tidak bersedia, siap atau tidak siap, pada gilirannya setiap kita akan menerima panggilan Tuhan.
Karenanya kita perlu senantiasa mengingat satu kalimat dalam bahasa Latin yang berbunyi " Memento Mori" yang artinya ingatlah hari kematianmu. Kuasa kegelapan berusaha membuat manusia melupakan realitas ini., dan sebagian manusia benar-benar telah tertipu. Berbagai filosofi hidup yang salah disuntikkan kedalam pikiran melalui berbagai media, pergaulan hidup, agar manusia mengabaikan realitas ini. Dan kenyataan orang menggulirkan hari-hari hidupnya tanpa kesadaran sama sekali bahwa waktu hidupnya bisa berhenti setiap saat. Banyak orang menggelar hidupnya seolah-olah mereka memiliki jalan kehidupan yang tidak ada ujungnya. Seakan-akan perjalanan hidupnya akan berlangsung terus tiada henti. Dan seakan-akan kematian bukan bagian hidupnya. Betapa malangnya
Coba kita periksa hidup kita dengan jujur, serius dan rendah hati. Supaya kita menyadari kalau kita telah terjebak disini. Kenyataan yang kita lihat jelas banyak orang yang terhanyut, tenggelam dengan berbagai-bagai kesibukan, keinginan-keinginan, cita-cita dan berbagai-bagai masalah yang menakan hidup sehingga mereka mengabaikan realitas ini. Ini artinya banyak orang tanpa mereka sadari sedang digiring menuju ke tempat pembantaian abadi.
Setelah mendengar kebenara ini , biarlah kita mulai mempersiapkan diri menghadapi kematian. Kita merencanankan kematian kita. Kalau kita merencanakan hari esok anak-anak kita, pendidikan mereka, keselamatan mereka dengan asuransi,merencanakan hari esok rumah, mobil, harta kekayaan kita, kesehatan kita, mengapa kita tidak merencanakan dan mempersiapkan kematian kita?
Betapa bodohnya kita. Kalau peringatan ini tidak diindahkan, saya tidak yakin Saudara masih punya kesempatan untuk diingatkan. Dunia tidak mengingatkan. Bahkan lebih konyol lagi tidak banyak gereja yang mengingatkan hal ini. Semua sedang dalam suasana eforia menikmati kuasa kebaikan, mujizat Tuhan. Melupakan apa yang sebenarnya sangat prinsip. Karena kematian adalah realitas yang tidak bisa diprediksi dan tidak pernah bisa diprediksi kapan terjadi. Maka persiapannya harus sekarang.
Untuk ini pertobatan harus dilakukan setiap hari, setiap saat ketika kita menyadari kita telah melakukan suatu kesalahan . Kita harus membenahi diri. Dan sebenarnya ini yang dimaksud dengan berjaga-jaga, berdoa dengan tiadak berkeputusan. Suatu usaha untuk terus-menerus membangun hubungan dengan Tuhan.
Kita harus berani menyingkirkan hal-hal yang tidak penting . Berpikirlah bahwa ini adalah hari-hari teakhir hidup kita.
Amin
Anda menemukan halangan ini dengan kata kunci: Bahan Khotbah Kematian, Pengkh 3:1-2, memento mori, catatan khotbah Pdt. Dr. Erastus Sabdono
Oleh : Pdt. Dr. Erastus Sabdono, M.Th
Ayat Pokok: Pengkhotbah 3:1-2
Banyak orang baitu piawai dan pandai merencanakan segala sesuatu, misalnya tentang masa depan keluarga, pendidikan anak, kemajuan perusahaan, dan sebagainya. Tetapi tidak banyak yang bisa merencanakan untuk sesuatu yang pasti yang akan terjadi kepada semua manusia. Hal yang pasti yang saya maksudkan ini adalah kematian. Jelas tidak ada seorangpun diantara kita yang dapat meluputkan diri dari apa yang namanya kematian ini. Kematian adalah fakta empiris, kenyataan berdasarkan pengalaman yang terjadi.
Pada kenyataan, kita adalah seperti orang-orang yang sedang anti memenui panggilan menuju ke peti mati atau mobil jenazah. Ajal itu pasti akan datang menghampiri kita. Suka atau tidak suka, bersedia atau tidak bersedia, siap atau tidak siap, pada gilirannya setiap kita akan menerima panggilan Tuhan.
Karenanya kita perlu senantiasa mengingat satu kalimat dalam bahasa Latin yang berbunyi " Memento Mori" yang artinya ingatlah hari kematianmu. Kuasa kegelapan berusaha membuat manusia melupakan realitas ini., dan sebagian manusia benar-benar telah tertipu. Berbagai filosofi hidup yang salah disuntikkan kedalam pikiran melalui berbagai media, pergaulan hidup, agar manusia mengabaikan realitas ini. Dan kenyataan orang menggulirkan hari-hari hidupnya tanpa kesadaran sama sekali bahwa waktu hidupnya bisa berhenti setiap saat. Banyak orang menggelar hidupnya seolah-olah mereka memiliki jalan kehidupan yang tidak ada ujungnya. Seakan-akan perjalanan hidupnya akan berlangsung terus tiada henti. Dan seakan-akan kematian bukan bagian hidupnya. Betapa malangnya
Coba kita periksa hidup kita dengan jujur, serius dan rendah hati. Supaya kita menyadari kalau kita telah terjebak disini. Kenyataan yang kita lihat jelas banyak orang yang terhanyut, tenggelam dengan berbagai-bagai kesibukan, keinginan-keinginan, cita-cita dan berbagai-bagai masalah yang menakan hidup sehingga mereka mengabaikan realitas ini. Ini artinya banyak orang tanpa mereka sadari sedang digiring menuju ke tempat pembantaian abadi.
Setelah mendengar kebenara ini , biarlah kita mulai mempersiapkan diri menghadapi kematian. Kita merencanankan kematian kita. Kalau kita merencanakan hari esok anak-anak kita, pendidikan mereka, keselamatan mereka dengan asuransi,merencanakan hari esok rumah, mobil, harta kekayaan kita, kesehatan kita, mengapa kita tidak merencanakan dan mempersiapkan kematian kita?
Betapa bodohnya kita. Kalau peringatan ini tidak diindahkan, saya tidak yakin Saudara masih punya kesempatan untuk diingatkan. Dunia tidak mengingatkan. Bahkan lebih konyol lagi tidak banyak gereja yang mengingatkan hal ini. Semua sedang dalam suasana eforia menikmati kuasa kebaikan, mujizat Tuhan. Melupakan apa yang sebenarnya sangat prinsip. Karena kematian adalah realitas yang tidak bisa diprediksi dan tidak pernah bisa diprediksi kapan terjadi. Maka persiapannya harus sekarang.
Untuk ini pertobatan harus dilakukan setiap hari, setiap saat ketika kita menyadari kita telah melakukan suatu kesalahan . Kita harus membenahi diri. Dan sebenarnya ini yang dimaksud dengan berjaga-jaga, berdoa dengan tiadak berkeputusan. Suatu usaha untuk terus-menerus membangun hubungan dengan Tuhan.
Kita harus berani menyingkirkan hal-hal yang tidak penting . Berpikirlah bahwa ini adalah hari-hari teakhir hidup kita.
Amin
Anda menemukan halangan ini dengan kata kunci: Bahan Khotbah Kematian, Pengkh 3:1-2, memento mori, catatan khotbah Pdt. Dr. Erastus Sabdono
SEKILAS INFO
Bila Anda membutuhkan Slide powerpoint dari khotbah ini dan Ebook 29 Rancangan Khotbah Ibadah Wanita, Silakan sms ke.085228085470 atau emai:solusi_sukses2007@yahoo.co.id