1. Arti Allah Sebagai Jehova Jireh.
Nats: Kej. 22:14
(ay.
14) Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan
disediakan."
(ay.
14) And Abraham called the name of
that place Jehovahjireh: as it is said to this day, In the mount of the LORD it
shall be seen.
Apa yang kita pikirkan ketika kita mendengar
kata Jehova Jireh. Banyak kali doa-doa yang kita dengar, bahkan kita naikkan ke
hadirat Tuhan, bila itu menyangkut ke-butuhan hidup, keterdesakan akan kebutuhan
finansial maka tidak jarang kita akan memanggil nama-Nya sebagai Jehova Jireh
(Allah yang menyediakan).
Bila kita tidak benar-benar memahami arti
sebenarnya dari kata Jehova Jireh, maka kemungkinan yang ada adalah kekecewaan
karena dianggap Tuhan tidak berbuat apa-apa, walaupun kita memanggil sebagai
Jehova Jireh, dalam alkitab Indonesia di-artikan sebagai Allah yang
menyediakan.
Oleh sebab itu untuk mengerti kebenaran
ini mari kita kembali kepada peristiwa dimana sebutan Jehova Jireh ini mulai
dipergunakan.
Kejadian pasal. 22:1-14 Kita pasti sudah paham akan cerita ini, namun dalam cerita
inilah pertama kalinya Allah disebutkan dengan nama Jehova Jireh, yang dalam
Alkitab kita diartikan Allah yang menyediakan. Tidak salah pada akhirnya produk
doa-doa kita yang kita panjatkan, apabila dalam keadaan keterdesakan,
kebutuhan, maka kita akan comot ayat ini dan kita doakan dengan memanggil
Jehova Jireh. Namun apakah benar demikian adanya?
Dalam peristiwa ini, kita harus membuka
hati terhadap satu kebenaran, yang sampai hari ini masih sulit diterima oleh
orang percaya, yaitu bahwa Allah kadang-kadang harus menguji iman anak-anak-Nya
(Baca: 1 Ptr. 1:6-7) -- Ujian dipakai Allah untuk membuktikan kemurnian iman
kita. Oleh sebab itu apabila kita benar-benar me-ngerti kebenaran ini, maka
kita harus menganggap Ujian harus dianggap sebagai suatu kehormatan di dalam
kerajaan Allah (1 Ptr. 4:12-14)
Bila kita bedah “kata Jehova Jireh” ini
kita akan melihat bahwa berharap Allah menyediakan kebutuhan finansial kita
adalah sesuatu yang sangat dangkal, dan dalam pasal ini Abraham menyebutnya
sebagai Jehova JIreh bukan karena dilatar belakangi keterdesakan
finansial seperti kita hari-hari ini yang memanggilnya sebagai Allah yang
menyediakan.
Kata Jehova Jireh dalam bahasa Ibrani diartikan
sebagai God sees/Allah yang me-lihat. Bahkan dalam Dalam naskah
Ibrani terbaca: di atas gunung TUHAN Ia mem-perlihatkan diri/Allah yang
menampakkan diri
Bila demikian arti nama Jehova Jireh, maka
iman Abraham ketika hendak mengor-bankan Ishak anaknya, dalam perjalanan 3
(tiga) hari yang mereka lalui, agar semata-mata Allah di atas gunungnya akan
melihat imannya. Baca kembali ay. 8 Sahut
Abra-ham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran
bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, kata
“menyediakan” di sini digunakan kata har
ra’ah, artinya to see/melihat.
Dalam imannya, Abraham
berkata, asal Tuhan melihat, asal dia menampakkan diriNya di gunung-Nya yang
kudus, itu cukup buat Dia untuk menolongnya. Asal Tuhan melihat imannya, asal
Tuhan menampakkan diri-Nya pasti ada pertolongan dan jalan keluar baginya.
ASAL TUHAN MELIHAT IMANMU, ASAL DIA
MELIHAT KESETIAAN DAN KESUNGGUHANMU MAKA ITU SUDAH CUKUP UNTUK MENDATANGKAN
TANGAN PERTOLONGANNYA.
Oleh sebab itu mengerti kebenaran ini,
menyebabkan kita harus aktif bukan
pasif untuk menarik mata Tuhan melihat apa yang sedang kita kerjakan. Mengerti
Jehova Jireh dalam pandangan yang dangkal membuat kita menjadi pasif, namun
mengerti Jehova Jireh seperti Abraham lakukan membuat kita aktif untuk menarik
hati Tuhan menampakkan diri dan menolong kita dengan segera.
Pertanyaan yang harus kita tanyakan hari
ini adalah: BAGAIMANA MEMBUAT MATA TUHAN MELIHAT KITA?
1.
Untuk menarik Tuhan agar menampakkan diri-Nya, maka Abraham dalam Ay. 5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya
itu: "Tinggallah kamu di sini dengan
keledai ini; aku beserta anak
ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali
kepadamu." (I will go yonder and worship, and we will come back to
you.") Ujian bagi Abraham adalah sebuah kehormatan karena dalam Ujian
ia boleh menemukan Tuhan dan jawaban atas ujiannya lewat penyembahannya. Kata we
will come back to you, adalah kalimat kemenangan dari medan peperangan. Ujian
mungkin juga sebuah peperangan dalam hidup kita, tetapi lewat penyembahan kita
akan kembali dan keluar sebagai pemenangnya.
2.
Untuk dapat menarik Tuhan agar menampakkan diri dan menolong kita, maka
harus ada kesediaan untuk mengorbankan segala sesuatu yang diminta oleh-Nya.
Dalam pasal ini, Allah meminta sesuatu yang
sangat penting, Ishak dikasihi Abraham yaitu anak yang dinantikan selama 100
tahun, namun untuk membuat Tuhan menampakkan diri-Nya, maka setidaknya diperlukan
keberanian untuk melepaskan dan mengorbankan segala sesuatu yang diminta-Nya
dari saudara. Bandingkan Mat. 10:37-39 Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia
tidak layak bagi-Ku. Barang-siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak
layak bagi-Ku. Barang-siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
3. Untuk dapat menarik Tuhan agar menampakkan
diriNya, Ay. 12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan
kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut
(yaw-ray’)
akan Allah, dan engkau tidak segan-segan
untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Kata Yaw-ray diartikan bukan takut seperti
melihat hantu, tapi diartikan reverent (hormat) akan Tuhan. Amsal 8:13 mendefinisikan Takut akan TUHAN ialah hidup
yang membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecong-kakan, tingkah
laku yang jahat, dan mu-lut penuh tipu muslihat.
MARI
KITA MEMBUAT ALLAH MENAMPAKKAN DIRINYA DAN MENOLONG KITA karena kita memiliki
pengertian benar terhadap Jehova Jireh
yang sebenar-benarnya. Amin
2. Jehova Jireh
Saat bangun dari tidur seringkali pikiran kita langsung dipenuhi kekuatiran dan kecemasan tentang apa yang hendak kita makan, minum dan pakai.
Selama kita terus kuatir berarti kita belum percaya sepenuhnya kepada TUHAN.
Belajarlah dari Ayub: "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3:25-26).
Berhentilah untuk kuatir dan cemas !
TUHAN memerintahkan kita untuk tidak kuatir dan cemas tentang kebutuhan hidup kita karena sesungguhnya TUHAN tahu persis apa yang kita butuhkan.
Jika TUHAN begitu bermurah hati memelihara burung-burung di udara, "...yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung," (Matius 6:26), serta mendandani bunga bakung di ladang, "...yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal," (Matius 6:28).
Bukankah keberadaan kita ini lebih berharga di mata TUHAN ? TUHAN sendiri menegaskan, "Oleh karena engkau berharga di mata-KU dan mulia, dan AKU ini mengasihi engkau," (Yesaya 43:4).
TUHAN adalah JEHOVA JIREH, penyedia bagi kita. Mengutamakan TUHAN berarti menjadi pelaku Firman, memiliki kehidupan yang sesuai dengan standar kerajaan ALLAH. Sebagai orang percaya, sesungguhnya kewargaan kita adalah dalam Sorga. Adalah wajar jika kitapun dituntut mengutamakan perkara-perkara yang di atas.
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan ALLAH untuk mereka yang mengasihi DIA." (1Korintus 2:9)
TUHAN YESUS Memberkati
LINK INFORMASI PENTING
849 MATERI KHOTBAH POWERPOINT ANEKA TEMA
Selama kita terus kuatir berarti kita belum percaya sepenuhnya kepada TUHAN.
Belajarlah dari Ayub: "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3:25-26).
Berhentilah untuk kuatir dan cemas !
TUHAN memerintahkan kita untuk tidak kuatir dan cemas tentang kebutuhan hidup kita karena sesungguhnya TUHAN tahu persis apa yang kita butuhkan.
Jika TUHAN begitu bermurah hati memelihara burung-burung di udara, "...yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung," (Matius 6:26), serta mendandani bunga bakung di ladang, "...yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal," (Matius 6:28).
Bukankah keberadaan kita ini lebih berharga di mata TUHAN ? TUHAN sendiri menegaskan, "Oleh karena engkau berharga di mata-KU dan mulia, dan AKU ini mengasihi engkau," (Yesaya 43:4).
TUHAN adalah JEHOVA JIREH, penyedia bagi kita. Mengutamakan TUHAN berarti menjadi pelaku Firman, memiliki kehidupan yang sesuai dengan standar kerajaan ALLAH. Sebagai orang percaya, sesungguhnya kewargaan kita adalah dalam Sorga. Adalah wajar jika kitapun dituntut mengutamakan perkara-perkara yang di atas.
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan ALLAH untuk mereka yang mengasihi DIA." (1Korintus 2:9)
TUHAN YESUS Memberkati
LINK INFORMASI PENTING
849 MATERI KHOTBAH POWERPOINT ANEKA TEMA