Ayat Pokok:
"Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan"
"Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan"
2 Kor 3:17
Pendahuluan
Siapakah yang belum pernah mendengar nama MONAS? Tentu kita semua banyak
yang sudah tahu tentang MONAS atau MONUMEN NASIONAL. Monas terletak di
Jakarta. Dibangun diatas tanah seluas 80 hektar. Tinggi monumen ini
adalah 132 meter. Pembanguanannya dimulai tanggal 17 Agustus 1961, oleh
Presiden Sukarno, dan peresmiannya dilakukan oleh Presiden Suharto pada
tanggal 12 Juli 1975.
Gagasan pembangunan Monumen Nasional, sudah muncul dalam pemikiran
Presiden Soekarno, sejak tahun 1950, setelah pemerintahan Republik
Indonesia kembali ke Jakarta, setelah sebelumnya berkedudukan di
Jogjakarta. Presiden Soekarno mulai memikirkan sebuah monumen nasional
yang setara dengan menara Eifel di kota Paris, Perancis. Monas dibangun
untuk mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesa pada masa
revolusi kemerdekaan pada tahun 1945 agar terus membangkitkan inspirasi
dan semangat patriotisme generasi saat ini dan juga yang akan datang.
Tanggal 17 Agustuus 1954, sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara
perancangan monumen nasonal digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya
yang masuk. Akan tetapi hanya satu karya yaitu yang dibuat oleh
Frederick Silaban yang memenui kriteria yang ditentukan komite, antara
lain: mengambarkan karakter bangsa Indonesia, dan dapat bertahan selama
berabad-abad. Sayembara ke dua digeler kembali pada tahun 1960.Tetapi
sekali lagi, tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua
Juri kemudian meminta Silaban untuk rancangannya kepada presiden
Soekarno. Rancangan yang diajukan oleh Silaban terlalu luar biasa,
sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran
negara. Terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak
merancang bangunan yang lebih kecil dan menyarankan pembangunan ditunda
hingga ekonomi Indonesia membaik. Soekarno kemudian meminta arsitek
R.M Sudarsono, untuk melanjutkan rancangan itu. Jadi arsitek Monas
adalah Frederick Silaban dan R.M Sudarsono. Kita semua mungkin tidak
asing lagi dengan nama kedua arsitek Indonesia yang terkenal itu.
Frederick Silaban, ia juga arsitek Masjid Agung Istiqlal yang terkenal
di seluruh dunia. Frederick Silaban, seorang penganut Kristen Protestan
yang taat, kelahiran Bonandolok Sumatera Utara, 16 Desember 1912.
Meninggal di Jakarta pada tanggal 14 Mei 1984, dalam usia 72 tahun.
Karya Arsitektur Masjid Agung Istiqlal, menunjukkan toleransi beragama
yang tinggi yang telah ditunjukkan oleh umat beragama di Indonesia.
Masjid Istiqlal yang diawal abad ke 21, merupakan masjid terbesar di
Asia Tenggara itu, dalam proses pembangunanya menyimpan sejarah
toleransi beragama yang sangat tinggi. Kebesaran jiwa dari umat Islam
sangat jelas terlihat disini. Mereka mau menerima pemikiran atau desain
tempat ibadah mereka, dari seorang yang non muslim. Demikian juga halnya
dengan Silaban, sang arsitek yang telah menunjukkan kebesaran jiwanya
dengan keterbukaan hati dan pikiran, mengerjakan masjid yang sangat
monumental tersebut.
Silaban adalah seorang penganut Kristen Protestan yang taat. Sebelum
melaksanakan karya agung itu, ia terlebih dahulu harus menjawab
pertanyaan yang timbul dalam hati nuraninya sendiri. Pantaskah ia
sebagai seorang pemeluk agama Kristen Protestan membuat desain sebuah
masjid. Apalagi ini adalah masjid besar yang akan dibangunan bukan
sekedar dari atap dan genting, dengan dinding batu bata semata,
melainkan merupakan bangunan yang disucikan sebagai tempat umat Islam
beribadah, dan melakukan kegiatan religius dan sosial lainnya. Masjid
Agung Istiqlal berdaya tampung 100.000 orang. Istiqlal
artinya"merdeka".
Menurut cerita, sebelum Silaban mengikuti sayembara desain masjid
Istiqlal tersebut, ia memohon petunjuk dari Tuhan. Ia berdoa " Oh,
Tuhan, kalau menurut Tuhan itu benar, saya sebagai pengikut Yesus, turut
dalam sayembara membuat desain masjid besar untuk bangsa Indonesia di
Jakarta,tolonglah saya. Tunjukkan semua jalan-jalannya dan ide-idenya
supaya saya sukses. Akan tetapi Tuhan, kalau menurut Tuhan itu tidak
benar, kalau Tuhan tidak berkenan saya mengikuti sayembara ini, maka
gagalkan semua usaha saya. Bikin saya sakin, atau apapun sehingga saya
tidak bisa ikut dalam sayembara." Begitu doa Silaban minta petunjuk
Tuhan. Ternyata arsitek Silaban tidak mengalami hambatan apa-apa ketika
mengikuti sayembara ini. Dengan demikian, ia berkesimpulan Tuhan
mengijinkannya, maka iapun ikut sayembara. Begutulah akhirnya hingga ia
dipilih sebagai pememang pertama. Dalam desainnya ia menerapkan konsep
minimalis, serta penataan ruangan yang terbuka kiri-kanan bangunan utama
dengan tiang-tiang lebar diantaranya, sehingga memudahkan sirkulasi
udara, dan penerangan yang alami ke dalamnya membuat desain Silaban ini
sangat cocok untuk masjid tersebut.
Kemerdekaan Sejati
Apa yang disampaikan diatas hanyalah pengantar untuk dapat memahami
begitu bermaknanya kemerdekaan bagi suatu bangsa. Menurut presiden
Suarno, kemerdekaan adalah jembatan emas menuju pembangunan masyarakat
yang adil dan makmur. Kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17
Agustus 1945 adalah kemerdekaan politik. Apabila kita reungkan lebih
mendalam, ya betul,kita sudah merdeka secara politik,, tetapi bagaimana
secara ekonomi dan budaya? Secara ekonomi, Indonesia bersama dengan
negara-negara berkembang lainnya belum merdeka. Masih banyak tergantung
kepada negara-negara yang kaya. Secara budaya, kita lihat sekarang ini
serbuan budaya asing dalam jaman global ini. Restoran cepat saji,
Kentucky Fried Chicken, Mc. Donald, Pizza Hut, Starbucks, masuknya
film-film barat, kedatangan penyanyi-penyanyi barat, dan lain
sebagainya, merupakan kenyataan bahwa negeri kita sedang diserbu oleh
budaya asing.
Mari kita renungkan juga tentang kemerdekaan secara rohani. Apakah kita
sudah merdeka? Apakah kita sudah merdeka dari belenggu dosa? Jujur,
bukan hanya rakyat negeri ini, tetapi sebagian besar umat manusia ini,
sedang berada dalam penjajahan iblis. Sedang berjalan dalam jumlah besar
ke neraka. Untuk merenungkan hal ini lebih jauh, mari kita membaca
firman Tuhan dari Yohanes 8:30-36. Dari firman Tuhan ini kita bisa
mempelajari tentang dua hal:
Pertama : tentang kebenaran.
Apakah kebenaran itu? Ini adalah pertanyaan Pilatus, Gubernur Roma di
Yerusalem kepada Yesus pada hari penyaliban. Secara filsafat, kebenaran
merupaan bahan renungan yang tak kunjung habis. Tetapi dalam firman
Tuhan diatas, sederhana jawaban Yesus. Jika kita tetap dalam firman
Tuhan Yesus Kristus, kita akan mengetahui kebenaran. Tetap dalam firman
Tuhan Yesus berarti kita mendengarkan firman Tuhan itu, menyimpanya
dalam hati dan melakukannya dalam hidup ini. Tentang kebenaran ini,
lebih jelas lagi dikatakan oleh Tuhan Yesus ketika berdoa kepada Bapa di
Sorga dalam Yohanes 17:17 "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran,
firman-Mu adalah kebenaran". Firman Tuhan adalah kebenaran yang tidak
pernah berubah satu titikpun. Kekal selama-lanya.
Kedua:Kebenaran itu akan memerdekakan kamu.
Ketika Yesus berkata tentang hal ini, orang-orang Yahudi terperanjat dan
berkata," Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba
siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata, kami akan merdeka? Menurut
orang-orang Yahudi, mereka adalah orang merdeka. Tetapi Yesus
mengatakan, " Setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Tentu
kita memahami apa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus. Orang-orang yang
berdosa, adalah orang-orang yang ada dalam penjajahan iblis. Penyebab
kematian secara rohani adalah dosa. Seperti dikatakan oleh Paulus dalam
Roma 6:23," sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup
yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita". Dalam Efesus 2:2
dikatakan." bahwa dahulu kita hidup dalam dosa, karena kita mengikuti
jalan dunia ini. Karena kita mentaati si iblis penguasa kerajaan
angkasa, roh yang sekarang sedang bekerja diantara orang-orang durhaka.
Iblis dengan cerdik menjebak manusia ke dalam jurang dosa. Mulai dari
cara yang kasar sampai dengan cara yang halus. Secara kasar, iblis
menggoda manusia yang sedang terpuruk hidupnya untuk melakukan
kejahatan. Untuk bisa makan, manusia digoda untuk merampok dan membunuh
manusia yang lain.
Iblis menanamkan ketinggian hati dalam diri manusia. Iblis menggoda
manusia dengan harta kekayaan dunia. Bagaimana kita bisa melepaskan
diri dari belenggu dosa, yang melilit kita? Yesus mengatakan dalam
Yohanes 8:32 bahwa kebenaran itu akan memerdekakan. Dalam ayat 36 Tuhan
Yesus " Apabila anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar
merdeka". Bagi orang-orang Yahudi pada waktu itu, tidak jelas siapa
Anak yang memerdekakan itu. Tetapi bagi kita pada waktu ini, sudah
menjadi sangat jelas. Anak yang memerdekakan itu adalah Anak Manusia,
yang sering dipakai Yesus untuk menyebut dirinya. Yesus memerdekakan,
Yesus menyelamatkan.
Kemerdekaan Secara Rohani.
Orang yang merdeka secara rohani adalah orang yang sudah dilahirkan kembali didalam Roh Kudus. Betapa pentingnya Roh Kudus dalam kehidupan kita. Hal ini bisa kita baca dalam Roma 8:9b, " Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kudus, ia bukan milik Kristus". Berarti orang yang tidak hidup bersama Roh Kudus, akan masuk neraka, karena ia bukan milik Kristus. Alangkah menyedihkan jika membayangkan orang-orang yang secara jasmani hidup, tetapi secara rohani mati. Dan inilah yang dialami oleh banyak orang sekarang ini. Mereka ibarat Zombie, mayat yang sedang berjalan menuju ke neraka. Kenyataan ini mendorong kita semua memberikan perhatian yang lebih besar bagi program-program penyelamatan jiwa. Pemahaman seperti ini membuat para penginjil bekerja keras siang dan malam memenangkan jiwa didalam Yesus Kristus. Kita seolah berpacu dengan waktu, karena tanda-tanda kedatangan Yesus Kristus kedua kali sudah semakin dekat. Kehadiran Roh Kudus betul-betul merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia untuk bisa diselamatkan. Kuasa Roh Kudus betul-betul kita rindukan pada masa kini. Roh Kudus yang berdiam dalam hati umat-Nya, akan membaharui semua kehidupan dan pelayanan kita. Kuasa Roh Kudus membaharui cara pandang kita secara drastis. Kita akan dituntun bahwa bukan aturan dan disiplin gereja yang terpenting, tetapi bagaimana mengenal Kristus secara pribadi. Roh Kudus menuntun kita bukan terutama bicara tentang perbuatan baik, tetapi yang terpenting adalah pemberitaan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup. Bukan apa yang kita lakukan yang penting, tetapi apa yang Tuhan Yesus lakukan bagi kita. Dengan cara pandang yang sudah diubahkan itu, ada perkara penting yang terjadi didalam seorang yang percaya yaitu terjadi suatu perubahan hidup yang tampak oleh orang lain. Seorang yang suka mabuk-mabukan, sesudah bertobat ia tidak lagi menyentuh minuman keras. Seorang yang tadinya suka menganiaya istri, sekarang berlaku ramah dan lembut kepada istrinya. Seorang yang tadinya suka berjudi, sesudah bertobat ikut Yesus, ia tinggalkan judi sama sekali. Dan seorang yang tadinya tidak peduli perkara-perkara rohani, sekarang ia senang beribadah. Senang ikut persekutuan. Senang membantu pelayanan gereja. Perubahan hidup adalah buah nyata kehadiran Roh Kudus dalam hati kita. Kehadiran Roh Kudus didalam hati kita adalah meterai bahwa kita adalah warga kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu sudah ada sekarang di sini, pada waktu ini, dimana Yesus adala raja kita. Sebagai warga kerajaan Allah, kita memiliki hak-hak istimewa. Bukan saja nanti pada waktu kedatangan Yesus yang kedua kali, tetapi sekarang dan disini. Ungkapan negarawan kita bahwa "kemerdekaan adalah gerbang emas menuju masyarakat yang adil dan makmur", sungguh indah sekali. Tetapi lebih indah dari itu, kita semua mendambakan kemerdekaan secara rohani, yang membawa manusia kedalam hidup yang damai sejahtera. dan sukacita, ini semua kita peroleh sebagai pengikut Kristus, karena ia mengatakan dalam Yohanes 10:10b" Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan".
Penutup
Kehadiran Yesus, Tuhan yang menjadi manusia, telah menyelamatkan kita. Karya penyelamatan di kayu salib, kesediaan-Nya tinggal adalam diri kita, dalam hidup kita, didalam Roh-Nya yang kudus, membuat kita bisa melewati angin ribut dan badai pencobaan. Kehadiran-Nya membuat hidup setiap orang percaya berakhir dengan "happy ending".
LINK INFORMASI PENTING